Pemerintah Israel menargetkan dalam jangka waktu delapan tahun, kota
tua Al-Quds atau Yerusalem harus sudah berada dibawah kekuasaan Israel
secara penuh dan wajah kota Al-Quds harus sudah berubah secara total
menjadi kota yang bercirikan Yahudi.
Target itu tertuang dalam sebuah master plan kota Al-Quds yang
didukung oleh kantor perdana menteri Israel dan walikota Yerusalem.
Untuk mewujudkan target itu, rezim Zionis menjalin kerjasama dengan
kelompok-kelompok ekstrimis Yahudi sayap kiri.
Rancangan kota Al-Quds di masa depan itu dirahasiakan oleh rezim
Zionis, tapi tercium oleh organisasi non-pemerintah Israel, Ir Amim.
Dalam pernyataannya, Ir Amim menyebutkan bahwa rezim Zionis menyusun
rencana rahasia itu tanpa melibatkan pendapat publik, sehingga publik
tidak tahu adanya master plan itu.
“Perencanaan dilaksanakan dengan diam-diam, tanpa pemberitahuan
publik, tanpa kordinasi dengan gereja-gereja atau lembaga-lembaga waqaf
Muslim. Tindakan ini telah melanggar aturan transparansi,” kata Daniel
Seidemann, pendiri organisasi Ir Amim.
Rezim Zionis Israel menunjuk Otoritas Pembangunan Kota Yerusalem
sebagai pelaksana perencanaan perubahan kota Al-Quds. Berdasarkan dari
master plan yang berhasil diungkap, Israel akan menggusur Kota Tua dan
sebagai gantinya akan dibangun sembilan taman nasional, jalur kereta,
trem, eskalator, terowongan bawah tanah dan tempat-tempat wisata.
Taman-taman nasional yang akan dibangun, merangkap sebagai tempat
peribadahan warga Yahudi. Taman-taman itu akan dibatasi dengan pagar dan
didirikan di atas tanah publik dan tanah milik pribadi, dan akan
dihubungkan dengan pemukiman-pemukiman Yahudi yang ada Al-Quds dan Tepi
Barat.
Menurut Ir Amim, master plan perubahan kota Al-Quds menjadi kota
Yahudi dirancang dan disetujui sejak tahun 2005. Tapi Perdana Menteri
Ehud Olmert dan walikota Yerusalem menginginkan agar master plan dan
pelaksanannya dirahasiakan.
Perencanaan tersebut ditargetkan selesai tahun 2013. Untuk
pembangunan, rezim Zionis merekrut kelompok Elad, sebuah kelompok
beranggotakan para pemukim Yahudi yang juga mengelola sejumlah
pemukiman-pemukiman Yahudi di Silwan. Tidak heran kalau selama ini,
kelompok Elad selalu menentang pembagian kota Al-Quds sebagai salah satu
upaya solusi perdamaian Israel-Palestina.
“Dengan terungkapnya rencana rahasia ini, untuk pertama kalinya
terbongkar adanya kolaborasi antara pemerintah dan para pemukim Yahudi
yang bergabung dalam satu lembaga untuk mewujudkan apa yang disebut
sebagai wilayah kekuasaan teritorial berdasarkan keyakinan agama
Yahudi,” demikian pernyataan Ir Amim.
Kota Al-Quds adalah kota penting bagi umat Islam, karena di kota itu
terdapat tempat suci ketiga umat Islam yaitu Masjid Al-Aqsa.Di kota itu
juga terdapat tempat-tempat suci umat Kristiani.Dalam Perang Enam Hari,
Israel merampas dan menguasai kota Al-Quds. PBB dan sebagian masyarakat
dunia tidak pernah mengakui klaim Israel bahwa Al-Quds adalah bagian
dari kekuasaan Israel
Yang membangun Gan!