Sudah bukan rahasia kalau biaya hidup di Jepang mahal banget,
sampai-sampai Jepang dinobatkan menjadi negara termahal didunia. Tapi
masih banyak saja yang datang ke Jepang. Buat Juragan yang tinggal
Jepang, saya mau tanya, sampai kapan mau tinggal di Jepang? Sebelum
memutuskan tinggal terus di Jepang atau kembali ke Indonesia, harus
dipikirkan matang-matang. Kenapa?? Jawab sendiri ya …
Kali ini saya mau membahas tentang nasibnya orang mati di Jepang.
Walaupun banyak orang Jepang yang mati bunuh diri, tapi jangan anggap
mati itu murah di Jepang, mahall banget.
Umumnya orang Jepang dimakamkan secara Budha, yaitu dengan dibakar, dan
abunya akan dimasukkan ke dalam sebuah pot yang terbuat dari keramik.
Tempat abu ini kemudian diletakkan di nisan kuburan bersama tempat abu
anggota keluarganya yang telah meninggal sebelumnya. Selain terkait
masalah keagamaan, cara ini juga dilakukan karena terbatasnya tanah yang
dapat dijadikan lahan pemakaman di Jepang. Orang hidup saja
berdesak-desakkan, apalagi orang yang sudah meninggal.
Jepang terkenal dengan teknologinya yang hebat banget, yang bisa
menikmati teknologi tidak cuma orang yang masih hidup, yang sudah
meninggal pun bisa. Mungkin bingung kan, bagaimana caranya?
Ada system QR codes, yaitu berupa bar code yang diletakkan pada batu
nisan, yang jika di scan maka akan menampilkan data-data tentang orang
yang dimakamkan disitu, bisa juga menyimpan video dan foto-foto.
Ada pula penerapan teknologi RFID (Radio Frequency Identification) ke
rumah pemakaman. Setelah jenazah dibakar, abunya dimasukkan ke dalam pot
maka pot tersebut akan disimpan di dalam gudang. Ketika akan melakukan
sembahyang untuk orang yang sudah meninggal tersebut, cukup menggunakan
kartu RFID maka melalui sistim yang ada, pot tersebut akan dikeluarkan
dari dalam gudang ke altar tempat persemayaman. Dan jika sudah selesai,
pot tersebut akan dibawa kembali ke dalam gudang.
Bagaimana nasib homeless dan orang yang tidak memiliki keluarga? Siapa
yang akan membiayai pemakamannya? Biasanya homeless dan orang jalanan
yang meninggal dunia, kremasinya akan dibiayai oleh negara, selanjutnya
abunya akan disimpan di kuil berhubung tidak diketahui dimana nisan
pemakaman keluarganya. Kasihan ya, ketika meninggal arwahnya tidak
bergabung dengan keluarganya.
Nah, juragan. Apa sudah dipikirkan matang-matang bakalan menghabiskan
sisa umur di Jepang? Terbayang kan banyaknya uang yang akan dihabiskan
jika harus menyelenggarakan upacara kematian? Oops, bukan menakut-nakuti
loh!!
Yang membangun Gan!